KAIDAH PERTAMA
Kaidah pertama:
Kaidah pertama: hendaknya engkau mengetahui bahwa orangorang kafir yang dahulu diperangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakui bahwa Allah ta’ala adalah yang menciptakan dan mengatur. Namun hal itu tidak membuat mereka masuk ke dalam Islam. Dan dalilnya adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Katakanlah, siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Niscaya mereka akan mengatakan, Allah. Lalu katakanlah, mengapa kalian tidak bertakwa?” (QS. Yunus: 31) [5] .
Kaidah pertama: hendaknya engkau mengetahui bahwa orangorang kafir yang dahulu diperangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakui bahwa Allah ta’ala adalah yang menciptakan dan mengatur. Namun hal itu tidak membuat mereka masuk ke dalam Islam. Dan dalilnya adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Katakanlah, siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Niscaya mereka akan mengatakan, Allah. Lalu katakanlah, mengapa kalian tidak bertakwa?” (QS. Yunus: 31) [5] .
Kaidah pertama: Hendaknya engkau mengetahui bahwa orang-orang
kafir yang dahulu diperangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menetapkan tauhid rububiyyah. Bersamaan dengan penetapan mereka
terhadap tauhid rububiyyah, tidak menjadikan mereka masuk ke dalam
Islam dan tidak pula menyebabkan darah-darah dan harta-harta mereka
terjaga.
Ini menunjukkan bahwa tauhid itu tidak hanya menetapkan rububiyyah
saja dan bahwa syirik itu tidak hanya syirik dalam hal rububiyyah saja.
Bahkan di sana tidak ada seorang pun yang mempersekutukan Allah di
dalam perkara rububiyyah kecuali orang yang berpemikiran ganjil saja.
Bila tidak ada orang seperti ini, maka seluruh umat menetapkan tauhid
rububiyyah.
Tauhid rububiyyah adalah menetapkan bahwa Allah adalah yang
menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, dan
mengatur. Atau dengan ungkapan yang lebih ringkas, tauhid rububiyyah
adalah mengesakan Allah ta’ala dalam perbuatan-perbuatanNya
subhanahu wa ta’ala.
Sehingga, tidak ada satupun makhluk yang menyatakan bahwa di sana
ada satu makhluk yang menciptakan bersama Allah atau memberi rezeki
bersama Allah atau menghidupkan dan mematikan. Bahkan orang-orang
musyrik pun menetapkan bahwa Allah lah yang menciptakan, memberi
rezeki, menghidupkan, mematikan, dan yang mengatur.
“Dan sungguh apabila engkau bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan langit-langit dan bumi. Niscaya mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Luqman: 25).
“Katakanlah, siapakah Rabb langit-langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang agung? Niscaya mereka mengatakan, milik Allah.” (QS. Al-Mu`minun: 86-87).
Bacalah ayat-ayat akhir surah Al-Mu`minun, engkau akan mendapati bahwa orang-orang musyrik menetapkan tauhid rububiyyah. Demikian pula dalam surah Yunus,
“Katakanlah, siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Niscaya mereka akan mengatakan, Allah.” (QS. Yunus: 31). Jadi, orangorang musyrik itu menetapkan perkara tauhid rububiyyah ini.
“Dan sungguh apabila engkau bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan langit-langit dan bumi. Niscaya mereka akan mengatakan Allah.” (QS. Luqman: 25).
“Katakanlah, siapakah Rabb langit-langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang agung? Niscaya mereka mengatakan, milik Allah.” (QS. Al-Mu`minun: 86-87).
Bacalah ayat-ayat akhir surah Al-Mu`minun, engkau akan mendapati bahwa orang-orang musyrik menetapkan tauhid rububiyyah. Demikian pula dalam surah Yunus,
“Katakanlah, siapa yang memberi rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Dan siapakah yang mengatur segala urusan? Niscaya mereka akan mengatakan, Allah.” (QS. Yunus: 31). Jadi, orangorang musyrik itu menetapkan perkara tauhid rububiyyah ini.
Sehingga, tauhid itu bukan merupakan tauhid rububiyyah sebagaimana
pendapat ulama ahli kalam dan cendekiawan menurut keyakinan
mereka. Mereka menetapkan bahwa tauhid adalah pengakuan bahwa
Allah lah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, dan
mematikan saja. Mereka mengatakan, “(Allah itu) esa dzatNya tidak ada
pembagian dalam dzatNya, esa sifat-sifatNya tidak ada yang
menyerupaiNya, esa dalam perbuatan-perbuatan-Nya tidak ada sekutu
baginya.” Ini adalah tauhid rububiyyah. Silakan merujuk kepada kitab
manapun dari kitab-kitab ulama ahli kalam. Engkau akan mendapati
pemahaman tauhid mereka tidak keluar dari tauhid rububiyyah saja.
Padahal bukan tauhid ini yang Allah utus para rasul dengannya.
Menetapkan tauhid ini saja tidak bermanfaat baginya karena tauhid
rububiyyah ini diakui oleh orang-orang musyrik dan tokoh-tokoh kafir.
Akan tetapi hal tersebut tidak mengeluarkan mereka dari kekafiran dan tidak menyebabkan mereka masuk ke dalam Islam. Jadi, ini merupakan
kesalahan yang fatal. Barangsiapa yang meyakini dengan keyakinan ini
tidak lebih baik daripada keyakinan Abu Jahl atau Abu Lahab. Sehingga,
apa yang ada pada sebagian orang yang berpendidikan sekarang ini
berupa penetapan tauhid rububiyyah saja dan tidak sampai mengarah
kepada tauhid uluhiyyah, maka ini adalah kekeliruan besar di dalam
definisi tauhid.
Adapun kesyirikan menurut mereka adalah engkau meyakini bahwa ada satu dzat yang menciptakan selain Allah atau memberi rezeki selain Allah. Maka kita katakan, ini bukanlah ucapan Abu Jahl dan Abu Lahab (padahal mereka itu musyrik). Mereka tidak mengatakan bahwa ada dzat yang mencipta selain Allah dan memberi rezeki selain Allah. Bahkan mereka mengakui bahwa Allah lah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan.
Adapun kesyirikan menurut mereka adalah engkau meyakini bahwa ada satu dzat yang menciptakan selain Allah atau memberi rezeki selain Allah. Maka kita katakan, ini bukanlah ucapan Abu Jahl dan Abu Lahab (padahal mereka itu musyrik). Mereka tidak mengatakan bahwa ada dzat yang mencipta selain Allah dan memberi rezeki selain Allah. Bahkan mereka mengakui bahwa Allah lah yang menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan.
1. KAIDAH PERTAMA
Reviewed by suqamuslim
on
02.58
Rating:
Tidak ada komentar: